Jumat, 21 Oktober 2011

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT IKAN





LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT IKAN
PADA STASIUN KARANTINA KELAS I
SULTAN ISKANDAR MUDA
DI
S
U
S
U
N
OLEH :

GUSNAR ARFANDI
1011102010013


KOORDINATORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2011





KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan rahamat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat melaksanakan Praktikum Hama Dan Penayakit Ikan, di balai Stasiun Karantina Kelas I Sultan Iskandar Muda dengan hasil yang baik.
            Laporan ini disusun sebagai salah satu pertanggung jawaban setalah melaksanakan Praktikum. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1.      Bapak Junaidi M,affan, selaku ketua jurusan Budiadaya Perairan, Universitas Syiah Kuala.
2.      Kepada kepala Balai Karantina yang telah sudi kiranya mengizinkan untuk melaksanakan Praktikum.
3.      Ibu Fauziati, selaku dosen mata kuliah Hama Dan Penyakit Ikan
4.      Kepada pihak Stasuin Karantina Ikan Klas I Sultan Iskandar Muda Yang telah menerima kami dengan sangat baik.
5.      Dan kepada semua mahasiswa Budidaya Peraiarn, atas kerja sama dan parstisipasinya.

Penulis menyadarai bahwa dalam penyusunan laporan Hama Dan penayakit Ikan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para pelajar dibidang perikanan.


                                                                         Darussalam, 20 September 2011


                                                                                    Kelompok I


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................  i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................  1
1.1.Latar Belakang ...........................................................................................  1
1.2.Tujuan Praktikum .......................................................................................  1     
1.3.Waktu dan Tempat ....................................................................................  1
BAB II TINAUAN PUSTAKA ................................................................................  2
BAB III METODE KE RJA ....................................................................................  4
            3.1. Alat dan Bahan .........................................................................................  4
            3.2. Metode Kerja ............................................................................................  4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................  7
            4.1. Hasil ..........................................................................................................  7
            4.2 Pembahasan ...............................................................................................  8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................  9
5.1.Kesimpulan ................................................................................................  9
5.2.Saran ..........................................................................................................  9
TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................  10
Lampiran ....................................................................................................................  11









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.
Perikanan dan Kelauatan adalah salah satu sektor ekonomi yang sangat strategis bagi perkembangan pembangunan Indonesia melalui kegiatan ekspor produk perikanan. Saat ini pemerintah berusaha menjadikan sector kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor andalan yang diharapkan mampu mengeluarkan bangsa Indonesia dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pembangunan sektor kelautan dan perikanan bertujuan untuk menyediakan protein hewani pada makanan dan bahan mentah bagi industri perikanan, meningkatkan pendapatan petani ikan, menciptakan kesempatan kerja dan bisnis dan meningkatkan devisa negara melalui promosi ekspor produk perikanan budidaya, dan dukungan daerah sebagaimana pembangunan nasional berkelanjutan.

Seiring dengan peningkatan peran sektor ini dalam pembangunan nasional, ekses negatif yang ditimbulkannya terhadap lingkungan pun semakin meningkat akibat usaha intensifikasi tanpa mengindahkan daya dukung lingkungan dan rendahnya efektifitas upaya pencegahan dan pengendalian. Salah satunya berupa serangan hama dan penyakit ikan yang menjadi penyebab utama kegagalan dalam usaha budidaya
Umumnya wabah penyakit yang menyerang ikan dikolam disebabkan oleh kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan kolam. Jarang sekali dijumpai adanya serangan penyakit terhadap ikan yang dipelihara di kolam-kolam yang terawat baik.. Kerugian yang diderita karena serangan penyakit sebenarnya dapat dihindari apabila petani ikan tersebut

1.2  Tujuan Pratikum
Ø Mahasiswa  dapat menganati bakteri, dan hama, parasit pada ikan
Ø Mahasiswa dapat mengetehui berbagai macam bakteri, hama, dan parasit pada ikan

1.3  Waktu dan Tempat
Adapun waktu pelaksanaan praktikum Hama dan penyakit Ikan, jurusan Budidaya Periaran, pada tanggal 6 Oktober 2011 yang betepat di Stasuin Karantina kelas I Sultan Iskan dar Muda. Blang Bintang.

BAB II
DASAR PUSTAKA

Kasus penyakit ikan tidak hanya disebabkan oleh satu penyebab saja, akan tetapi merupakan hasil akhir dari beragam sebab akibat interaksi antara inang (termasuk didalamnya kondisi fisiologis, reproduksi, dan tingkat perkembangan individu), lingkungan perairan, dan pathogen (Snieszko, 1974dalam FAO dan NACA, 2001). Dibawah kondisi akuakultur, ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kerentanan inang terhadap penyakit. Faktor lingkungan perairan tidak hanya mencakup air dan komponen-komponennya
(misalnya oksigen, pH, temperatur, racun, dan limbah) akan tetapi juga mencakup manajemen akukultur yang lain (misalnya penanganan, perlakuan dengan obatobatan, prosedur transportasi ikan, dll). Sedangkan faktor pathogen mencakup virus, bakteri, parasit, dan jamur dimana timbulnya penyakit ikan disebabkan oleh spesies tunggal suatu patogen atau oleh saling interaksi antara pathogen yang berbeda. Penyakit ikan yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, dan jamur disebut penyakit infeksi. Sedangkan penyakit non infeksi disebabkan oleh lingkungan, nutrisi, dan genetika.. Jamur dulunya disebut tumbuhan tanpa klorofil, akan tetapi saat ini cenderung dimasukkan dalam kingdom yang terpisah. Organisme ini dapat berupa uni atau multi seluler dan beberapa diantaranya merupakan penyebab beberapa penyakit pada vertebrata. Sebagaimana organisme lainnya, jamur mendapatkan makanannya dari bahan-bahan organik baik dalam keadaan hidup ataupun mati (Pelczar dan Chan, 1986).

Menurut Amanu, S dan Indar Julianto, S, (2002). Bakteri adalah organism tunggal yang reproduksinya melalui pembelahan sel atau mesosoma berfungsi membagi dua, tidak mempunyai membran inti atau inti sejati dan hidupnya tergantung pada Ribosomes (protein), bila tidak ada ribosomes bakteri akan mati, mempunyai membran Cytoplasma dan berfungsi sebagai respirasi enzim yang terdiri dari 40% lemak serta 60% protein dengan dinding sel yang memberi bentuk sel bakteri dan melindunginya terhadap pengaruh luar, dengan kadar 10-40% berat kering sel dengan komposisi muca peptide kompleks yang terdiri dari Asam amino glukosamine dan asam amino nuramic acid. Bakteri juga merupakan organisme primitif akan tetapi mempunyai susunan sel yang telah berkembang dengan sempurna walaupun tidak memiliki nukleus sebagaimana mahluk-mahluk hidup yang lebih tinggi. Bakteri biasanya mempunyai tingkat reproduksi yang tinggi apabila ketersediaan makanan cukup. Jika makanan tersebut ditemukan pada organisme lain maka hal inilah yang dapat menyebabkan penyakit. Beberapa spesies diantaranya dapat hidup didalam atau diluar organisme multiseluler lain tanpa menyebabkan penyakit bahkan diantaranya sangat dibutuhkan oleh inangnya (Axelrod et al., 1995).

Parasit adalah organisme yang hidupnya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ditempatinya (inangnya) dan menyebabkan penyakit (Noble and Noble,1976). Parasit dapat merugikan inangnya karena mengambil makanan pada tubuh inangnya ( Schimidt and Robert,1977) selain itu, parasit adalah suatu organisme yang mengambil bahan untuk kebutuhan metabolismenya (makanan) dari tubuh inangnya dan merugikan bagi inang tersebut. Sehingga parasit tidak dapat hidup lama di luar tubuh inangnya (Alifuddin, 2004). Menurut Supriyadi (2004) berdasarkan sifat hidupnya parasit dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu obligat dan fakultatif. Obligat yaitu parasit yang hanya bisa hidup jika berada pada inang. Fakultatif yaitu parasit yang mampu hidup di lingkungan air jika tidak ada inang disekitarnya.








BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan
            Dalam praktikum hama dan penyakit ikan pada Stasiun Karantina alat dan bahan yang kami gunakan adalah :
A.    Bahan
Ø  Ikan sampel ( udang windu, dan ikan nila )
Ø  Nampan
Ø  Tisu
Ø  Sarung tangan
Ø  Masker
Ø  Alcohol
Ø  NaCL
Ø  Alat tulis
Ø  TSA
Ø  SDM

B.     Alat
Ø  Dissecting kit
Ø  Microskop
Ø  Kaca preparat

3.2. Metode Kerja
            Dalam praktikum Hama dan Penyakit Ikan, ada beberapa teknik yang dilakukan untuk melihat jamur, bakteri, dan parasit pada ikan. Dalam pemeriksaan laboratoriom setiap jenis penyakit berbeda cara pemeriksaannya. Berikut ini adalah salah satu pemeriksaan yang kami lakukan antara lain :
A.    Pemeriksaan Parasit
Dalam pemeriksaan perasit ada dua cara yang dilakukan, anatar lain pemeriksaan eksternal dan internal. Sebelum dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sampel yang akan diamati haruslah dalam keadaan hidup, dan ikan dipertahankan dalam keadaan basah. Dengan tujuan agar bateri yang terdapat pada tubuh ikan tidak mati.
1.      Pemeriksaan Eksternal
Ø  Ikan sampel yang telah dimatikan diatas nampan pemeriksaan
Ø  Diamati kelainan patologis yang mungkin ada dikedua sisi tubuh ikan, sirip, insang, mulut, mata, anus, dan ekor.
Ø  Kemudian dilihat dibawah microscop
Ø  Kemudian dicatat hasil yang didapatkan.
2.      Pemeriksaan Internal
Ø  Ikan sampel dibedah dengan gunting otot daging mulai dari anus dan kearah anus sampai sedikit diatas gurat sisi, kemudian diteruskan kearah interior sampai batas tubuh terbuka
Ø  Perut ikan dibuka dan diambil abagian organ dalam seperti hati, limpa, usus, dan ginjal
Ø  Kemudian diletakkan diatas kaca preparat dari masing-masing organ tersebut.
Ø  Kemudian dilihat dibawah microskop
Ø  Dan dicatat hasil yang didapatkan

B.     Pemeriksaan Bakteri
Pemeriksaan bakteri dilakukan berbeda denganpemeriksaan parasit, dan cara kerjanya sebangai berikut :
Ø  Ikan dibersihkan dengan steril
Ø  Terlebih dahulu ikan dimatikan
Ø  Panaskan jarum ose pada lampu spiritus
Ø  Dinginkan sebentar dan ditusuk pada bagian tubuh ikan
Ø  Kemudian ditanam pada media agar TSA ( Trryptic soy agar ) dengan cara zik-zak
Ø  Dan kemudian diinkubasi salama ± 24-48 jam pada suhu 25-36oc

C.     Pemeriksaan Jamur
Pemeriksaan ajmur hamper sama dengan pemeriksaan yang dilakukan pada bakteri, cumin yang membedakan media tempat tanam atau media agar tersebut. Adapun cara kerjanya sebagai berikut :
Ø  Bersihkan ikan dengan steril
Ø  Kamudian panaskan jarum ose dan diangin kan beberapa saat
Ø  Kemudian tusuk pada bagian tubuh ikan
Ø  Selanjutnya ditanam pada media agar SDM
Ø  Dan diinkubasu selama ± 48 jam





BAB IV
HASIL DAN PEMABAHASAB

3.1. Hasil
            Adapun hasil yang kami dapati pada praktikum ini yaitu spesies Octolasmis Mueleri dari jenis parasit yang menyerang lobster air laut pada bagian insang, berikut adalah klasifikasi dari parasit tersebut :  
Klasifikasi       :
·         Phylum            = Anthropoda
·         Class                = Crustacea
·         Ordo                = Decapoda
·         Genus              = Octolasmis
·         Spesies            = Octolasmis Mueleri
Adapun morpfology  dari parasit Octolasmis Mueleriadalah  bentuk tubuh seperti kecamba, memiliki alat untuk menancap kuat pada insang yang terletak pada bagian pengeluaran, berkembang biak dengan cara bertelur.
Organ Sasaran        : parasit ini sering menyerang pada bagian insang, ekor, mata, khaki jalan, karapaks, mulut, kaki renang, antena.
Parasit ini sering sekali menyerang jenis-jenis ikan anatara lain : Kepiting bakau, lobster, udang windu.
Adpaun gejala atau tanda-tanda yang ditimbulkan akibat dari serangan parasit ini antara lain :
·         Badan ikan kurus dan berat badan menurun
·         Nafsu makan berkurang
·         Dicegah melalui tindak sanitasi yang ketat
·         Menghilangkan Detritus seperti sisa kista artesis



3.2. Pemabahasan
            Berdasarkan praktikum laboratorium dan identifikasi yang telah kami lakukan. Kami mengamati jenis parasit dan bakteri pada ikan nila dan udang. Namun, kami tidak menemukan adanya parasit dan bakteri pada kedua sampel tersebut. Setelah mendapatkan sampel baru yang berupa lobster air laut dan bandeng. Kami melanjutkan praktikum dan identifikasi pada sampel baru tersebut.
            Pada lobster kami menemukan parasit Octolasmis Mueleri pada insang lobster tersebut. Parasit Octolasmis Mueleri dapat menyebabkan turunnya berat ikan badan sehingga badan menjadi kurus. Parasit ini menyerang bagian tubuh seperti insang, ekor, mata, kaki jalan, karapaks mulut, kaki renang ( pleopoda ), dan antenna.
            Parasit Octolasmis Mueleri pada umumnya sering dijumpai pada kelas Crustacea. Contohnya kepiting bakau, lobster, udang windu, dan lain-lain. Parasit Octolasmis Mueleri memiliki bentuk tubuh seperti kecamba, memiliki alat untuk menancap kuat pada inang yang terletak pada bagian pengeluaran, dan berkembang biak secara Ovipar  (bertelur), parasit ini dapat dikendalikan dengan cara antara lain :
·         Dicegah melalui tindak salinitas yang ketat
·         Menghilangkan detritus seperti sisa kista Artemia.
·         Atau dengan mengunakan PK ( calium permanganan )
·         Dan air tawar


                                                                                        
           






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.  Kesimpulan
1. penyakit merupukan salah satu factor yang menyebabkan kerugian yang besar terhadap             usaha bedidaya
     2. Dalam usaha budiaya haruslah selalu dikontrol dari seranggan hama dan penyakit ikan.
3. Dalam kegiatan analisisi laboratorium, haruslah sesuai dengan prosedur agar hasil yang diharapkan akurat
4. Denagn adanya praktikum, mahasiswa dapat melihat secra langsung proses pengindefikasi penyakit.
5.2  Saran
1. Mahasiswa mengharapan dapat menjalin hubungan dengan baik dengan pihak kara ntina Sultan Iskandar Muda
2. Mahasiswa juga sangat mengarapkan bisa menimba ilmu tentang karantina, agar sedikit banyak tahu tentang penangganan hama dan penyakit pada ikan.
3. Kedisiplinan merupakan modal utama sukses











DAFTAR PUSTAKA

·         Alifuddin, M. 2004. Diagnostik Pewarnaan Sediaan Parasit. Dalam: Pelatihan
Dasar Karantina Ikan Tingkat Ahli dan Terampil. Pusat Karantina Ikan.
Agustus 2004. Bogor.15 hal
·         Axelrod, H.R., Warren, E.B., Cliff, W.E.1995. Dr Axelrod’s Mini Atlas of
Freshwater Aquarium Fishes Mini Edition. 1995 edition. TFH Publications
                        Inc. United States
·         FAO dan NACA. 2001. Asia Diagnostic Guide to Aquatic Animal Diseases.
·         Pelczar, M.J., dan E.C.S. Chan, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta.

.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar