Kamis, 11 Agustus 2011

laporan mangrove


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Mangrove berasal dari bahasa Portugis, yang asal katanya mangae yang berarti belukar dan groove yang artinya hutan kecil. Hutan mangrove merupakan salah satu tipe hutan hujan tropis yang terdapat disepanjang garis pantai perairan tropis. Hutan ini merupakan peralihan habitat lingkungan darat dan lingkungan laut, maka sifat-sifat yang dimiliki tidak  sama persis sifat-sifat yang dimiliki hutan hujan tropis didaratan.

   Definisi ekosistem mangrove merupakan vegetasi pohon didaerah tropis yang terdapat didaerah intertidal ( pasang surut ) dan mendapat pasokan air laut dan air tawar ( payau ). Karakteristik hutan mangrove diantaranya yaitu memiliki habitat disubstrat yang berlumpur, lempung, dan berpasir, karena substrat ini mempengaruhi species yang tinggal ditempat tersebut. Mangrove hidup diperairan yang bersalinitas payau antara 0,5-30 ppt.

   Hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang sangat besar, baik ditinjau secara fisik, kimia, biologi, ekonomi, bahkan wahana wisata. Secara fisik hutan mangrove dapat menjaga garis pantai agar tidak terjadi abrasi, menahan sedimen, tiupan angin, dan menyangga rembesan air laut kedarat. Secara kimia hutan mangrove mampum mengolah limbah agar kemungkinan pencemaran sedikit dan yang paling utama menghasilkan oksigen. Secara biologi hutan mangrove merupakaan habitat biota darat dan laut, sebagai daerah asuhan, mencari makan, dan tempat menghasilkan bibit ikan, batangnya dapat dijadikan bahan bakar, bahkan dapat dijadikan suplemen. Dan sebagai fungsi wahan wisata, hutan mangrove dijadikan sebagai tempat penelitian dan tempat wisata.
   Secara alami tumbuhan mangrove berkembang biak dengan propagule. Produsen utama dihutan mangrove ini adalah serasah dari daun atau ranting pohon mangrove.
1.2 Deskripsi Area Studi
          Kami melakukan praktikum pada tanggal 8 Mei 2011, pada jam 08.00-12.00 yang bertempat dipantai desa Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Lokasi dipilih karena vegetasi tumbuhan mangrove bervariasi  dan alami, tempatnya mudah dijangkau, mudah untuk melalukan pengamatan dan pengolahan data dengan metode Plot Transeck Garis.
1.3 Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum lapangan yang berjudul Mangrove Dan Survei Ekosistem Hutan Mangrove, yaitu :
o    Mengenali dan membedakan jenis-jenis mangrove
o    Mengenali dan membedakan jenis perakaran mangrove
o    Melakukan pengambilan data mangrove dengan menggunakan metode Plot Transek Garis
o    Melakukan pengolahan dan analisa data mangrove.
         






BAB II
DASAR TEORI

            Kata ‘mangrove’ merupakan kombinasi antara bahasa Portugismangue dan bahasa Inggris grove . Dalam bahasa Inggris, kata mangrove digunakan untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut dan untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedang dalam bahasa Portugis kata ’mangrove’ digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata ’mangal’ digunakan untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. Sedangkan menurut FAO, kata mangrove sebaiknya digunakan untuk individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut.mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob, (Snedaker,1978 dalam Kusmana 2000).
            Kata mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah dibawah pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai dan river banks. Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena pada umumnya hanya dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan terlindung dari ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan, (Tomlinson 1986).
            Vegetasi mangrove biasanya tumbuh di habitat mangrove membentuk zonasi mulai dari daerah yang paling dekat dengan laut sampai dengan daerah yang dekat dengan daratan. Pada kawasan delta atau muara sungai, biasanya vegetasi mangrove tumbuh subur pada areal yang luas dan membentuk zonasi vegetasi yang jelas. Sedangkan pada daerah pantai yang lurus, biasanya vegetasi mangrove tumbuh membentuk sabuk hijau/green belt dengan komposisi yang hampir seragam (Nirarita, dkk, 1996).
Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob. Sedangkan menurut Tomlinson (1986), kata mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah intertidal. Daerah intertidal adalah wilayah dibawah pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarin, pantai dan river banks. Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena pada umumnya hanya dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan terlindung dari ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan. (Hachinoe,1998)













BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan
            Aadapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

No
Alat dan Bahan
1
Ekositem mangrove
2
Sampel biota
3
Meteran berskala
4
Skop
5
Tali raffia
6
Plastik
7
Alat tulis
8
Sepatu bot
9
Data sheet
10
Gunting
11
Botol sampel
12
Alkohol 70 %
Tabel 1. alat dan bahan


3.2 Cara Kerja
o      Ditentukan stasiun untuk menentukan plot
o      Diletakakan tiga plot pengamatan (substasiun) vegetasi mangrove disepanjang transseck garis
o      Diguanakan tali rafia yang telah ditentukan ukurannya 10 m x 10 m untuk melakukan pengamatan
o      Dicatat jumlah, jenis, dan diameter batang pohon  yang ada didalam plot
o      Diukur dimeter pohon menggunakan dimeter kain
o      Dtentukan plot berukuran 5m x 5 m untuk anakan, dan plot 1 m x 1m untuk semai yang masih didalam plot 10m x 10 m.
o      Diamati jenis biota yang terdapat didalam plot pengamatan
o      Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali
o      Dihitung kerapatan jenis ( Di ), frekuensi jenis (Fi), luas area penutupan jenis (Ci), dan nilai penting jenis (INP) yang terdapat didalam plot pengamatan .











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan
            Data hasil pengamtan sudah terlampir dilampiran.
4.2. Analisa Data
No
Kategori
Spesies
Jumlah
Di
RDi
Fi
RFi
Ci
RCi
1
Pohon
Avicennia nitida
1
0,01
6,25%
0,3
5,5%
1,76
1,76%


Avicennia rumphiana
1
0,02
6,25%
0,3
5,5%
12,56
12,56%


Rhizopora apiculata
2
0,02
12,5%
0,6
11,1%
1,53
1,53%
2
Anakan
Rhizopora mocronata
1
0,01
6,25%
0,3
5,5%
0,28
0,28%


Rhizopora apiculata
3
0,03
18,75%
1
18,5%
0,06
0,06%


Avicennia rumphiana
2
0,02
12,5%
0,6
11,1%
0,06
0,06%
3
Semai
Rhizopora mocronata
3
0,03
18,75%
1
18,5%
-
-


Rhizopora apiculata
3
0,03
18,75%
1
18,5%
-
-
Jumlah
16
0,17
100%
5,4
105,3%

16,25 %
Tabel 2. penutupan mangrove.
           
No
Kategori
RDi
RFi
RCi
INP
1
Pohon
100 %
105,3 %
16,25 %
221,55 %
2
Anakan
3
Semai



Tabel 3. Indeks nilai penting

4.1.2. Pembahasan
            Praktikum kali ini kami  mengamati ekosistem mangrove yang bertempat di desa ladong, kecamatan Mesjid Raya, kabupaten Aceh Besar. Pada daerah ini substrat yang kami temukan adalah berpasir dan berlumpur, dan tempat yang kami amati dalam keadaan yang masih alami.
            Pada praktikum kali ini kami menghitung ekosistem mangrove dengan menggunakan metode Plot Transect Garis. Dimana metode ini terdiri dari 3 plot yakni plot 10 x 10 m yang masuk dalam kategori pohon, kemudian plot 5 x 5 m untuk kategori anakan, dan plot 1 x 1 m untuk kategori semai.
Disini kami melakukan 3 kali pengulangan , dengan tujuan untuk akurasi data. Data yang kami dapatkan masing-masing plot itu sama, tapi jumlah spesies nya yang berbeda-beda. spesies yang paling mendominan adalah Rizopora stylosa .spesies ini banyak terdapat di tempat praktek kami yaitu di daerah ladong
            Dari ke-3 plot untuk kategori pohon (10 x 10 m), kami menemukan species Avicennia nitida, berjumlah 1, dengan Di = 0,01 , RDi = 6,25% , Fi = 0,3 , RFi = 5,56 % , Ci = 1,76 , RCi = 1,76 % , sedangkan untuk species  Avicennia rumphiana,berjumlah 1, dengan Di = 0,02 , RDi = 6,25 % , Fi = 0,3 , RFi = 5,5 % , Ci = 12,56 , dan RCi = 12,56 %, dan untuk species Rhizopora apiculata,yang berjumlah 2, dengan Di = 0,02 , RDi = 12,5% , Fi = 0,6 , RFi = 11,1 % , Ci = 1,53 , dan RCi = 1,53 %. Untuk kategori anakan kami menemukan Rhizopora mocronata, dengan jumlah 1 , Di = 0,01 , RDi = 6,25 % , Fi = 0,31 , RFi = 5,5 % , Ci = 0,28 , RCi = 0,28 %, sedangkan untuk species anakan Rhizopora apiculata,berjumlah 3 , dengan Di = 0,03 RDi = 18,75 % , Fi = 1 , RFi = 18,5 % , Ci = 0,06 , RCi = 0,06 % , dan untuk sepecies Avicennia rumphiana, berjumlah 2 , Di = 0,02 , RDi = 12,5 % , Fi = 0,6 , RFi = 11,1 % , Ci = 0,06 , RCi = 0,06 % dan untuk kategori semai kami tidak menghitung penutupan jenis dan penutupan jenis relative karena pada semai tidak di ukur diameternya, dan species yang kami dapatkan pada kategori semai adalah enemukan Rhizopora mocronata, dan Rhizopora apiculata.
            Setelah didapat RDi, RFi, RCi, maka kami dapat mencari indeks nilai pentingnya (INP). Untuk kategori pohon, kategori anakan dan untuk kategori semai memiliki INP sebesar  221,55 %.
            Berikut kami akan menjelaskan ciri – ciri umum untuk species Rhizopora apiculata yaitu pohon dengan ketinggian mencapai 30 M dengan diameter batang mencapai 50 cm. memiliki perakaran yang khas hingga mencapai 5 M dan kadang –kadang memiliki akar udara dan keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu abu tua dan berubah – ubah.












BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan  praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
o   Species yang ditemukan pada lokasi tersebut ada 4 jenis, yaitu : Avicennia nitida, Avicennia rumphiana, Rhizopora apiculata, dan Rhizopora mucronata.
o   Ekosistem mangrove memiliki peranan penting dalam sebuah komunitas. Mangrove itu sendiri memiliki fungsi Biologis, Fisik, dan Ekonomis
o   Indeks nilai penting yang di dapatkan adalah sebesar 221,55% yang mendekati 300% menujukkan bahwa mangrove memiliki peran yang penting dalam ekosistem ini.
5.2 Saran
o   Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan kami dapat mengambil beberapa pelajaran yang sangat bermanfaat bagi kami. Untuk praktikum kedepan sebaiknya diharapkan kepada asisten dapat menemukan tempat mangrove yang lebih bermacam variasinya, agar dapat menambah wawasan kami mengenai keanekaragaman jenis mangrove yang telah kami pelajari teorinya.
o   Karena kelangsungan hidup mangrove memiliki ancaman, maka sebagai manusia yang telah mengetahui fungsi dari mangrove maka, kita harus menjaga serta melestarikan kelangsungan hidupnya untuk berguna di masa yang akan datang.         

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
·       Hachinoe, dkk , 1998 , Manual Persemaian Mangrove – di Bali , Denpasar :                             PT. Indografika Utama
·       Kusmana, dkk , 2003 , Teknik Rehabilitasi Mangrove , Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
·       Nirarita, dkk , 1996 , Ekosistem Lahan Basah – Indonesia , Bogor : Wetlands International-Indonesia Programme
·       Tomlinson, 1986 , The Botany of Mangrove , New York : Cambridge University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar